Jumat, 11 November 2011

Antara JANCUK dan Surabaya


Jancok, jancuk atau dancok adalah sebuah kata khas Surabaya yang telah banyak tersebar hingga meluas ke daerah kulonan (Jawa Timur sebelah barat, Jawa Tengah, dll). Warga Jawa Timur seperti Surabaya, Malang dll turut andil dalam penyebaran kata ini.

Jancok berasal dari kata ‘encuk’ yang memiliki padanan kata bersetubuh atau fuck dalam bahasa Inggris. Berasal dari frase ‘di-encuk’ menjadi ‘diancok’ lalu ‘dancok’ hingga akhirnya menjadi kata ‘jancok’.
Ada banyak varian kata jancok, semisal jancuk, dancuk, dancok, damput, dampot, diancuk, diamput, diampot, diancok, mbokne ancuk (=motherfucker), jangkrik, jambu, jancik, hancurit, hancik, hancuk, hancok, dll. Kata jangkrik, jambu adalah salah satu contoh bentuk kata yang lebih halus dari kata jancok.

Makna asli kata tersebut sesuai dengan asal katanya yakni ‘encuk’ lebih mengarah ke kata kotor bila kita melihatnya secara umum. Normalnya, kata tersebut dipakai untuk menjadi kata umpatan pada saat emosi meledak, marah atau untuk membenci dan mengumpat seseorang.
Namun, sejalan dengan perkembangan pemakaian kata tersebut, makna kata jancok dan kawan-kawannya meluas hingga menjadi kata simbol keakraban dan persahabatan khas (sebagian) arek-arek Suroboyo.

Kata-kata ini bila digunakan dalam situasi penuh keakraban, akan menjadi pengganti kata panggil atau kata ganti orang. Misalnya, “Yoopo kabarmu, cuk”, “Jancok sik urip ae koen, cuk?”. Serta orang yang diajak bicara tersebut seharusnya tidak marah, karena percakapan tersebut diselingi dengan canda tawa penuh keakraban dan berjabat tangan dong… Hehehehe….
Kata jancok juga bisa menjadi kata penegasan keheranan atau komentar terhadap satu hal. Misalnya “Jancok! Ayune arek wedok iku, cuk!”, “Jancuk ayune, rek!”, “Jancuk eleke, rek”, dll. Kalimat tersebut cocok dipakai bila melihat sesosok wanita cantik yang tiba-tiba melintas dihadapan. Hehe…

Akhiran ‘cok’ atau ‘cuk’ bisa menjadi kata seru dan kata sambung bila penuturnya kerap menggunakan kata jancok dalam kehidupan sehari-hari. “Wis mangan tah cuk. Iyo cuk, aku kaet wingi lak durung mangan yo cuk. Luwe cuk.”. Atau “Jancuk, maine Arsenal mambengi uelek cuk. Pemaine kartu merah siji cuk.”

Aku pertama diajarin temen-temenku, katanya gini, “jancuk itu permisi”. Jadi ntar kalo ada orang tua lewat, ntar kamu permisi, “jancuk mas, jancuk mas” gitu katanya…
“bahasa kotor lho itu”
“jorok, nggak baik, nggak asik aja didenger”
“jancuk? nggak ngerti deh apaan. cuman keknya orang kalo lagi marah-marah ngomongnya “jancok!”.”
“jancok itu fuck you”
“shit, bedebah, kayak gitu-gitu, kata kotor!”
“pokoke kalo mangkel ngomong itu sudah”
“hari ini, sampe setua ini saya belum pernah dipisuhi dengan kata-kata seperti itu”
“kalau kaya gitu ya agak risih juga sih, tapi lama-lama juga terbiasa”
“biasa aja, lama-lama niruin juga soalnya”
“ya lihat-lihat situasi sih. kadang marah, kadang bercanda thok”
“pertamanya nggak papa, karena ga tau”
“kadang seneng, kadang juga mangkel”
“jancuk? ya lihat ekspresi wajahnya. kalau jancuknya sambil ketawa, ya saya cuek saja. kalau jancuknya sambil marah-marah, ya saya tinggalin saja maksudnya gitu, gak usah direken ya mas ya.”
“jangan anggap nilai cinta itu omong kosong” ”
“jancok iku jan cocok ngono loh nek ambek kancane dewe”
“penting gak sih ngomong kek gitu?! ”
“jancuk itu jadi anak cukup keren”
“kata jorok yang sebenernya gak boleh diucapkan”
“tapi saat kata itu digunakan dalam suatu kelompok untuk menambah keakraban, misalnya “Hey cuk!” it’s no problem”
“kadang nek suwe gak ketemu “koen iku nangdi ae rek? jancok!”.”
“merupakan salam ciri khasnya Jawa Timur iku”
” dikasih W depannya tuh pake J biar mantep … juwancukkkk!! itu baru mantep”

Jancok Sebagai Identitas Arek Suroboyo
Surabaya adalah kelompok sosial yang bersifat heterogen. Keberagaman ras, etnis, maupun perbedaan pekerjaan menjadikan di kota ini berkembang sebagai metropolitan. Modernitas ini memupuk keberagaman secara kolektif dan kontinyu sehingga memiliki ciri khas (Dr. Achmad Habib,MA:2004).

Kesamaan dalam bentuk perilaku sehari-hari, konsep pemikiran, perspektif terhadap kehidupan, menjadikan masyarakat surabaya muncul loyalitas dan kebanggaan tersendiri. Banyak istilah yang mencerminkan kebanggaan arek surabaya seperti Bonek ataupun umpatan seperti jancok yang dibahas dalam artikel ini.

Jancuk dalam media komunikasi sebagai kosakata, atau lebih tepat jika dikatakan sebagai kata sapaan. Terlepas dari persoalan maknanya, jancuk dapat dipandang sebagai produk budaya dalam bentuk tradisi lisan. Dalam perkembangannya dapat berimplikasi, baik secara langsung, maupun tidak langsung terhadap masyarakat (Teeuw, 1984:65).

“He jancok, yo ‘opo kabare?, sik urip tak awakmu? itulah potongan kalimat sapaan yang juga terdengar di tempat lain misalnya di Jakarta ketika bertemu dengan teman-teman asal surabaya yang kemudian tentunya dilanjutkan dengan bahasa Suroboyoan, menurut budayawan Sabrod D. Marioboro. Sapaan seperti itu lanjutnya tidak akan dianggap sebagai sebuah kata yang kotor melainkan sebuah sapaan keakraban yang memang sangat dipahami dan dekat dengan karakteristik warga Surabaya.

Jancok sebagai pisuhan/umpatan berperan sebagai sarana pemerkuat solidaritas antar masyarakat Surabaya. Jancuk juga merupakan simbol yang mengacu pada karakteristik watak Arek Surabaya yang keras, penuh perlawanan, spontanitas dan egaliter. Namun pada kenyataanya asumsi negatif tetap ‘dibebankan’ pada jancuk yang mempengaruhi perkembangan moralitas arek Surabaya. Persoalan ini lebih bisa dipahami jika diketahui terlebih dahulu, pisuhan, terutama jancuk sendiri jika dipandang dari aspek historis.

Jancok Dalam Sudut Pandang Historis
Jancok dalam kepastian sejarah masih simpang siur. Namun banyak pemerhati sejarah yang menyepakati bahwa pisuhan ini mulai gaul pada jaman post kolonial. menurut Edi Samson, tim 11 Cagar Budaya Surabaya, jancuk berasal dari bahasa Belanda, yakni yantye ook, yang berarti ‘kamu juga’. Kendati demikian, tidak ada sumber tertulis yang membenarkan bahwa pernyataan Edi Samson tersebut adalah sebagai asal-usul dari jancuk sendiri
Kata tersebut seringkali diucapkan dan menjadi kata gaul oleh anak-anak Indo-Belanda sekitar tahun 1930an. Pergeseran pengucapan menjadi jancok itu dilakukan oleh arek surabaya. Hal ini terjadi karena di surabaya terdapat perbedaan kelas yang sangat menonjol antara anak-anak Indo-Belanda dengan anak-anak pribumi. Kata-kata yang sering diucapkan oleh anak-anak Indo-Belanda, salah satunya adalah yantye ook tersebut sering kali dipelesetkan sebagai bahan olokan oleh anak-anak pribumi.

Kata yantye ook sendiri oleh anak-anak pribumi dipelesetkan menjadi yanty-ok, yang secara lisan terdengar [yantcook]. Dalam perkembangannya menjadi kata tersebut menjadi jancuk dan disini mulai muncul pengistilahan yang berbeda-beda dari kata tersebut. Jancok sering dikaitkan dengan dengan seksualitas seperti “jaluk diencok” yaitu minta disetubuhi.

Namun Arek Pelemahan menganggap jancuk sejatinya berasal dari wilayah mereka. jika dilihat dari aspek oral history, anggapan tersebut dapat diterima, mengingat Pelemahan merupakan salah satu kampung tertua di Surabaya. Warga Pelemahan menganggap bahwa jancuk secara etimologi merupakan akronim dari Marijan dan Ngencok. Secara historis mereka menganggap bahwa Marijan, sebagai warga Pelemahan yang gemar berhubungan seksual secara bebas tanpa ikatan pernikahan—dalam bahasa Surabaya disebut ngencok.

Asumsi lain yang mendasarkan jancuk secara etimologis adalah anggapan bahwa jancuk merupakan akronim dari jaran (terj. kuda) dan ngencok. Asumsi inilah yang lebih banyak disepakati oleh masyarakat Surabaya, artinya secara mayoritas, kebanyakan, masyarakat Surabaya menganggap demikian.

Dalam perkembangan yang begitu cepat, kata jancok menjadi populer. jancok menjadi simbol aksen/pengucapan dalam setiap aktifitas Arek Surabaya. Dalam perang kemerdekaan, kata jancok menjadi kata pengobar semanga pejuang selain kata allahu akbar. Coba perhatikan film perjuangan, Surabaya 10 November 1945, jancok dijadikan sebuah ungkapan untuk menumpahkan rasa kesal, kecewa ataupun motifator.

Aroma Seksualitas Dalam Moralitas Bertutur
Dari berbagai asumsi tersebut, dapat ditarik beberapa kesamaan yang dapat memunculkan sebuah identifikasi terhadap jancuk sendiri. Pertama, jancuk merupakan ungkapan atau kata sapaan yang bersifat olok-olok, artinya jancuk digunakan sebagai bahasa untuk mengejek, mengolok-olok. Kedua, munculnya ‘aroma’ seksualitas yang kental dalam jancuk.
Jancuk yang kental unsur seksualitasnya seperti akronim dari jaran dan ngencok. Dapat diuraikan disini bahwa munculnya kata jaran merupakan simbol laki-laki, simbol keperkasaan. Disamping itu, kuda merupakan simbol sikap liar dan tidak terkendali. Menurut estimologi dari asumsi jaran dan ngencok tersebut, dapat ditarik sebuah pengertian eksplisit jaran (kuda) yang sedang bersetubuh. Akan tetapi, menurut Srihono, redaktur majalah Penyebar Semangat, mengatakan bahwa jancuk itu berarti menuk’e jaran sing diencokno, atau bisa diartikan sebagai proses mengawinkan kuda.

Berdasarkan keterangan diatas, dapat ditarik sebuah pemaknaan tentang ‘kuda yang dikimpoikan (oleh manusia)’. Hal ini terjadi karena memang secara alamiah, kuda tidak dapat melakukan persetebuhan dengan betinanya dikarenakan kelamin kuda yang terlalu besar. Sifat kuda yang seperti inilah yang kemudian dapat dikorelasikan dengan karakteristik Arek Surabaya. Tak dapat dipungkiri pada tahun 1930an-1940an, arek surabaya dikenal sebagai masyarakat yang berwatak keras, dan egaliter—sifat ini yang diturunkan dan menjadi karateristik masyarakat Surabaya hingga kini.

Jancuk digunakan masyarakat Surabaya dalam proses interaksi sosial mereka. Arek Surabaya menggunakan jancuk ini sebagai pelengkap berbahasa sehari-hari. Pada awalnya, tidak ada yang memaknai jancuk ini sebagai kata yang berkonotasi negatif, sebab seperti yang diungkapkan diatas, bahwa pada hakikatnya jancuk hanyalah merupakan ungkapan yang menandakan suasana keakraban internal kelompok masyarakat Suarabaya sendiri.

Pada dasarnya jancuk merupakan penanda masyarakat Surabaya yang berwatak keras, bahkan terkesan ‘kasar’. Pernyataan tersebut tidaklah salah, sebab memang secara harfiah, jancuk merupakan akronim dari kosakata yang ‘ditabukan’, namun disisi lain masyarakat Surabaya dikenal sebagai masyarakat yang dalam proses interaksi sosial menganut sistem masyarakat yang bersifat egaliter. Sistem masyarakat yang bersifat egaliter adalah sebuah perilaku sosial dalam sebuah proses interaksi sosial yang tidak membeda-bedakan manusia, terutama dalam ruang lingkup kelompok sosialnya sendiri, dalam hal status dan derajat sosialnya (Kellner, 2003: 215)

Hal tersebut sepertinya menguatkan kepercayaan bahwa kata jancok sudah merupakan identitas arek Suroboyo, sekaligus kata salam atau sapaan yang menjadi suatu ungkapan yang mengandung arti kedekatan emosi sesuai dengan karakter arek Soroboyo. Namun demikian baik Sabrod. D Marioboro maupun Edi T. Samson mengatakan dalam penggunaannya harus tetap memperhatikan esensi, situasi, tempat dan kepada siapa kata itu diungkapkan dan ditujukan. Jangan sampai hanya kerena ‘jancok’ terjadi pertumpahan darah yang menumbangkan persatuan yang selama ini dibina.

Apa makna “Jancok” menurut anda? Apakah anda kerap kali mengucapkan kata Jancuk, Jancok, Cok atau Cuk?

Judul Film barat dalam bahasa SUnda dan JAwa NGAKAKKKKK


Gini Boss cerita-nya..kan kalo mau translate bahasa inggris ke indonesia mungkin mudah tinggal cari google-transalate jadi deh.. nah kalo mau translate ke bahasa jawa atau sunda gimana..ane kasih contoh gimana kalo judul-judul film hollywood ini ane translate ke bahasa jawa dan sunda..hasilnya cekibing deh..!

Pertama Film Hollywood Translate ke bahasa sunda

a. Saving Private Ryan - Nulungan si Rian

b. Enemy At The Gate - Musuh Ngajedog di Pager
c. Die Hard - Teu Paeh-Paeh
d. Die Hard II - Can Paeh Keneh
e. Die Hard III With A Vengeance - Nya’an euy Hese Pisan Paehna

f. Bad Boys – budag bedegong

g. Rocky - Osok Neunggeulan Batur

h. Rain Man - Lalaki Cicing di Bogor

i. Here’s Something About Marry - Ari Ceu Meri Teh Kunaon?

j. Mission Impossible - Moal Bisa

k. Titanic - Tilelep

l. Paycheck - Nganjuk Heula

m. Reign of Fire - Beubeuleuman
n. Original Sin - Tara Ka Mesjid
o. Sleepless In Seattle - Cenghar Di Ciateul
p. Silence of The Lambs - Embe Pundung
q. Ghost - Jurig Kasep
r. Bad Boys - Budak Baong
s. Are We There Yet? - Lila Teuing Nepina Euy?

t. Home Alone - Tinggaleun

u. Casablanca - Mengkol Ti Sudirman

v. Gone In Sixty Seconds - Indit Siah Kaditu!

w. The Awakening - Hudang Sare

x. After The Sunset - Tereh Maghrib

Nah kalo yang ini di translate ke bahasa jawa-nya gan cekibong deh

1. Enemy at the gates — Musuhe Wis Tekan Gapuro

2. Batman Forever — Ngembat Saklawase

3. Remember the Titans — Kelingan Titan-titan

4. The Italian Job — Gaweane Wong Ngerum

5. 5a Die Hard — Matine Angel

5b Die Hard II — Matine Angel Tenan

5c Die Hard III With A Vengeance — Kowe Kok Ra Mati-Mati To?

6. Bad Boys — Bocah-bocah Uelek

7. Sleepless in Seattle — Klesikan neng Seattle

8. Lost in Space — Ilang Neng Awang-awang

9. X-Men — Wong Lanang Saru

9a. X-Men 2 — Wong Lanang Saru Banget

9b. X-Men 3 (Belum dirilis) – Aming

10. Cheaper by Dozen — Tumbas Selusin Langkung Mirah

11. The Cooler — Selot Adem

12. Payback – Kasbon

13. Independence Day – Pitulasan

14. The Day After Tomorrow – Sesuke

15. Die Another Day — Modare Ojo Saiki

16. There is Something About Mary — Meri Ono Apa-apane

17. Silence of the Lamb — Wedhuse Mutung

18. All The Pretty Horses — Jarane Ayu-ayu (alias Legenda Pasar Kewan Mbahrowo)

19. Planet of the Apes — Planete Wong Apes

20. Gone in Sixty Second — Minggat Sakcepete

21. Original Sin — Dosa Tenanan

22. Mummy Returns — Mami-mami podo Mudik

23. The Abyss — Entek-entekan

24. Copycat — Kopi Kucing (nggo konco Sego Kucing)

25. Seabiscuit — Klethikan Neng Laut

26. Freddy vs Jason – Kerah

27. Terminator — Terminal Montor

28. How To Lose A Guy in 10 Days — Piye Carane Megat Lanangan mung 10 Dino

29. The Lord Of The Rings — pedagang akik

30. Deep Impact — Ngantem Njero

31. Million Dollar Baby — Genjik Regone Sayuto

32. Saving Private Ryan — Ngelesi privat mas rian

33. Dumb and Dumber — Wong goblok lan guoooblok tenan

Kamis, 10 November 2011

Lawakan Nyentil buat Pak Khotib



Tau kebetulan atau tidak..beberapa menit sebelum ane kutip artikel dari forum tetangga...ane sempet nonton acara Stand Up Comedy Di kompas TV barusan...pas balik ke laptop..nemenuin juga artikel seperti ini...hehe ternyata budaya lawakan orang amrik udah membudaya..di Indonesia. tapi seperti kata pandji "lawakan ini hanya untuk orang yang benar-benar cerdas

langsung aja deh..Banyak kejanggalan lawakan pandji disini. bahan leluconnya yang menyindir (memang sih biasanya diluar negeri..lawakan seperti ini emang disajikan dengan gaya menyindir).

Disini pandji mengolok atau menyindir gaya-gaya khatib yang sedang berceramah, entah kenapa bang Pandji ini objektif sekali sama gaya bicara-nya (semangat)..mungkin saja tuntutan perut..cari duit..dan pandji terlihat profesional pintar cerdas dan ahli dibidangnya (melawak), mungkin jalan-nya berbeda jika dia benar-benar jadi khatib atau ustad (kaya UJE.mantan penyanyi yang jadi ustad)..

Lawakan yang dia bawakan memperlihatkan perbedaan besar dari seseorang (dalam lawakan-nya..menirukan gaya-gaya khatib yang sedang berceramah tentang zina dan muhrim, ia memotong. "gak pernah muda , gak pernah muda".Emangnya orang muda harus buat dosa dengan pacaran gitu ya?)

Kalo diperhatikan video di bawah ini..pandji terlihat seperti orang yang tidak puas dengan agama islam saat ini..kurang lebih seperti ini perkataanya yang ane kutip "kalo dulu mendengar lafad allah,membuat hati tenang,kalo sekarang mendengar lafad allah..identik dengan kekerasan"..emh..mungkin agan-agan bisa berpikir sedikit dan menilainya sendiri karena persepsi orang berbeda-beda..silahkan tertawa atau sedikit miris jika melihat tayangan video ini sampai Tuntas..tas..tas..kalo internet lemot pake tree ajah..lumayan keceng..heheh jadi promosi deh..! 


3 Hal yang membuat Kita Malas Bekerja..


Setiap pagi, Anda butuh upaya superkeras untuk bangkit dan berangkat ke kantor. Bahkan, mencari motivasi untuk pergi ke kantor pun merupakan tantangan tersendiri. Meski Anda tidak mencintai pekerjaannya, tetapi Anda pun tidak mencintainya. Awal-awal mulai bekerja sih seru-seru saja, tetapi kok, sekarang jadi begini, ya?

Ini bisa jadi merupakan masalah kejenuhan di tempat kerja. Kadang, Anda mungkin tak akan menyadarinya hingga beberapa lama. Keluar dari kejenuhan ini kadang menjadi hal yang sangat sulit. Berikut ini adalah 3 penyebab terumum kejenuhan bekerja:

1. Sangat kelelahan
Saat ini seperti ada pergerakan yang membuat semua karyawan harus bisa multitasking. Anda pun jadi lebih sering pulang larut, mengerjakan tugas yang kadang Anda rasa tidak masuk akal, tanggung jawab yang sangat tinggi, tetapi tanpa ganjaran yang setimpal pula. Meski awalnya tantangan yang diberikan membuat Anda terpacu, tetapi lama kelamaan pekerjaan ekstra itu membuat Anda mulai merasa tidak sepadan. Anda pun mulai merasa kelelahan dengan tuntutan tinggi dan tekanan konstan dari perusahaan (atau bos Anda).

Ketimbang mencoba tersenyum dan menerima saja, coba bicarakan dengan bos Anda. Manager Anda bisa jadi sama sibuknya dengan Anda dan tak menyadari bahwa Anda mulai merasa hampa. Dengan berbicara kepada atasan mengenai tekanan pekerjaan dan solusi untuk menguranginya, siapa tahu sebagian beban pekerjaan Anda bisa diberikan kepada orang lain dan mendapatkan saran yang membantu kurangi stres.

2. Arah yang tak jelas
Anda sudah berada di posisi kerja yang sekarang untuk sekian lama, tetapi tidak ada kejelasan Anda akan diangkat menjadi karyawan tetap atau mungkin meningkat posisi ke jabatan yang lebih tinggi. Anda pikir Anda sudah membuktikan diri, tetapi entah mengapa selalu kolega Anda yang mendapatkan proyek high profile, perhatian si bos, serta promosi.

Dalam situasi tipe ini, akan lebih bijaksana untuk menera ulang diri untuk bisa mengerti halangan potensial yang mencegah Anda untuk lebih maju secara profesional. Contoh, apakah Anda memiliki kemampuan yang tepat untuk menangani tanggung jawab lebih, atau bisakah Anda meningkatkan kemampuan kunci? Apakah Anda memiliki reputasi positif di tempat Anda bekerja, dan apakah ada permintaan atasan yang tak sanggup Anda penuhi atau bertabrakan dengan kolega? Pernahkan si atasan memberi tahu kelemahan Anda dan adakah upaya Anda untuk menanggulanginya?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tadi bisa membantu Anda menentukan langkah ke depan. Anda juga bisa bicara dengan bos untuk mengekspresikan ketertarikan Anda untuk lebih maju dan mencari tips bagaimana melakukannya (tentu dengan asumsi bos Anda adalah orang yang bisa diajak bekerja sama).

3. Pekerjaan yang Anda lakukan membosankan
Pada awalnya, Anda mencintai variasi dan kecepatan kerja yang ada di hadapan. Namun saat pekerjaan berulang itu membuat Anda ingin marah dan sedih, bisa jadi Anda sudah tak lagi menikmati pekerjaan yang Anda kerjakan, dan ini menyulitkan untuk mencari tahu apa langkah berikutnya.

Cara yang paling baik untuk memulai adalah dengan membuat daftar aspek-aspek pekerjaan yang memberi Anda kepuasaan. Contohnya, jika Anda senang menyusun jadwal acara, pertimbangkan apakah ada kesempatan lain untuk mengaplikasikan kemampuan itu di dalam perusahaan. Terlibat dalam organisasi acara yang dilangsungkan perusahaan setiap beberapa bulan sekali, seperti piknil pegawai, bisa mendorong semangat dan memperbarui antusiasme karier. Pertimbangkan pula untuk menjadi relawan di luar pekerjaan Anda untuk mendalami kebisaan Anda. Mengaplikasikan bakat Anda dalam cara yang menyenangkan bisa membantu mengubah cara pandang Anda terhadap kantor.

Terutama, ingat bahwa kebosanan di kantor tidak selalu berarti negatif. Faktanya, mencapai titik datar profesional bisa menjadi katalis terhadap perubahan positif, meningkatkan kepuasan bekerja. Dengan mempertimbangkan minat dan mengambil tindakan untuk mencari kepuasan saat bekerja bisa bantu Anda bersemangat berangkat bekerja. 

Tambahan: Pribadi ane sendiri
Kerja yang bikin ane jenuh dan Bosan , Setiap Awal Bulan gajian (kalo yang udah sampai tahunan) gajian cuma numpang lewat,selebihnya..tinggal buat makan indomie setiap hari.
Ngadepin temen kerjaan yang kadang nyebelin. Kerja enggk pernah bener,walaupun udah berusaha buat kerja bener. Ngelihat Atasan yang Sok bener sendiri..padahal belum tentu dia kerja-nya juga baik. tapi mau gimana lagi..namanya juga kerja sama orang, makanya lebih enak tuh kerja atau usaha sendiri dari pada kerja tapi terpaksa..hehehe

Konsep Vespa Masa depan

vespa adalah merek sepeda motor jenis skuter yang berasal dari italia. Perusahaan induk dari vespa, adalah piaggio. Pada awal kedatangannya vespa mempunyai saingan berat skuter lambretta, sekarang otomatis vespa sebagai motor skuter konvensional tidak mempunyai saingan lagi. Pasar sepeda motor indonesia yang unik tidak memberikan kesempatan kepada vespa untuk menjadi besar. Merek yang diedarkan oleh pt dan motor indonesia ini mempunyai penggemar fanatik, dan klub-klub penggemar vespa (terutama vespa klasik) menjamur diberbagai kota di indonesia, juga sering disebut piaggio kodok karena mirip vw kodok.dan vespa menjadi salah satu alat transportasi yang modern sampai saat ini. Vespa juga termasuk alat transportasi yang ekonomis, karena harganya yang relatif murah tapi tetap berkualitas

Akan muncul mungkin tahun 2020 gan.. soalnya kbnykan konsep2 tuh di luncurin 2020..kl harga saya gak tahu.. ya tapi mungkin harganya sekisar harga mobil mini dan kapan masuk ke indonesianya.. mungkin kira2 3 tahun stelah di buat brarti 2023.

Vespa adalah motor yang menggunakan sistem V-belt, tidak seperti sepeda motor pada umumnya, mungkin bahwa sepeda motor vespa automatic terinspirasi bahwa banyak perempuan lebih memilih. Tubuh monocoque dari konsep desainer Vespa Niklas Wagner menggabungkan kurva klasik dari "twist & pergi" scooter minimalis modern, menciptakan tampilan futuristik dan merasa bahwa juga memberikan mengangguk untuk asal-usulnya. Instrument cluster juga telah dirubah di layar LED tersembunyi tetapi mencerminkan kesederhanaan gaya klasik dan krom plastik transparan pada dasbor asli. Berikut adalah sebuah konsep untuk masa depan dengan tubuh vespa monocoque.